Minggu, 01 Mei 2011

pengertian pendidikan

Daftar pustaka :
• landasan kependidikan,prof.dr.made pidarta,1997,PT RINEKA CIPTA,jakarta
• psikologi pendidikan, samuel soeitoe,1982,Lembaga penerbit fakultas ekonomi UI,jakarta
• Dasar2 kependidikan,Drs. H. Fuad ihsan,1997, PT RINEKA CIPTA, jakarta
• Pengantar umum pendidikan,Drs Suwarno,1992,PT RINEKA CIPTA, jakarta

Hal 1 & 2 : Pengertian pendidikan
Secara garis besar pengertian pendidikan dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu
1. Pendidikan
2. Teori umum pendidikan
3. ilmu pendidikan

pengertian yang pertama mengacu kepada pendidika pada umumnya yaitu :
pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat umum. Pendidikan seperti ini sudah ada semenjak manusia ada d muka bumi.



Hal 15 : Pendidikan ialah segala usaha yang dilakukan dengan sadar, dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku manusia kearah( yang baik ) yang diharapkan. Yang dimaksud dengan tingkah laku ialah respons atau aktifitas, segala sesuatu yang dilakukakn seseorang. Arah yang baik berarti : sesuatu proses yang membawa anak kepada pengertian dan pelaksanan nilai2 yang berlaku dalam masyarakat tempat dia hidup.


Hal 4&5 : Definisi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain :
1. Driyarkara mengatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia ketaraf insani itulah yang disebut mendidik. Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda (Ditjen Dikti,1983/1984:19)
2. Dictionary of education menyebutkan bahwa pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk2 tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengeruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yg datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan indifidu yang optimum (Ditjen Dikti,1983/1984:19)
3. Crow and crow menyebut pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi indifidu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi k generasi (Suprapto, 1975).
4. Ki Hadjar dewantara dalam kongres taman siswa yang pertama pada tahun 1930 menyebutkan : pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnnya budi pekerti ( kekuatan batin, karakter ),pikiran (intelek), dan tubuh anak ; dalam taman siswa tidak boleh dipisah2kan bagian2 itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak2 yang kita didik selaras dengan duniannya.
5. Di dalam gbhn tahun 1973 disebutkan bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan keperibadian dan kemampuan d dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.


Hal 1-4 :
• Prof. Drs.S.Brodjonegoro pendidikan/mendidik adalah tuntunan kepada mausia yang belum dewasa untuk menyiapkan agar dapat memenuhi sendiri tugas hidupnya / dengan secara singkat : pendidikan adalah tuntunan kepada pertumbuhan manusia mulai lahir sampai tercapainya kedewasaan,dalam arti jasmaniah dan rohaniah
• Drs.D.Marimba pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya keperibadian yang utama.
• M.J.Langeveld.Prof.Idrak Jassin M.A mendidik adalah memberi pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang anak (yang belum dewasa)dalam pertumbuhannya menuju k arah kedewasaan dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab susila atas segala tindakannya menurut pilihannya sendiri

filsafat dalam islam

FILSAFAT DALAM ISLAM



Disusun Oleh:
Lestari
Sara Ananda (5525101715)
Oktavinda R.U (5525101721)
Eva Kurniati ( 5525102763)
Siti Aniri

FAKULTAS TEKNIK
S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA
REGULER 2010
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Filsafat Dalam Islam”. Terwujudnya makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
• Allah S.W.T.
• Ibu Sumiah Nasution, selaku Dosen Agama Islam
Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di sisi Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin
Jakarta, 28 Februari 2011


Penulis
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Filsafat Islam

Filsafat, terutama Filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada [agama] lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato.
Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “Komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Buku karangan plato yg terkenal adalah berjudul "etika, republik, apologi, phaedo, dan krito".

2.2 Pengertian Filsafat Islam

Filsafat islam meneliti problematika Yang - Satu dan Yang - Banyak, menyelesaikan korelasi antara Allah dengan para makhluk-Nya, sebagai problematika yang menyulut perdebatan panjang di kalangan para mutakallimin. Filsafat islam berupaya memadukan antara wahyu dengan akal, antara kaidah dengan hikmah, antara agama dengan filsafat dan berupaya menjelaskan kepada manusia bahwa (i) wahyu tidak bertentangan dengan akal (ii) akidah jika diterangi dengan sinar filsafat akan menetap di dalam jiwa dan akan kokoh di hadapan lawan (iii) agama jika bersaudara dengan filsafat akan menjadi filosofis sebagaimana filsafat menjadi religius. Karena filsafat islam dilahirkan oleh lingkungan dimana ia hidup dan tidak terlepas dari kondisi yang melingkupi, maka filsafat islam sebagaimana yang nampak adalah filsafat religious – spiritual.
Walaupun dengan watak religiusnya, tetapi filsafat islam tidak mengabaikan problematika-problematika besar filsafat. Oleh karenanya, filsafat islam memaparkan secara luas tentang teori ada (ontologi), menunjukkan pandangannya tentang waktu, ruang, materi dan kehidupan. Filsafat islam membahas secara luas tentang epistemologi, maka ia membedakan antara jiwa dan akal, al-fitri dan al-muktasab (yang bersifat fitri dan bisa di cari), benar dan salah serta dapat membedakan antara dugaan dan kepastian. Filsafat islam berbicara secara detail tentang teori keutamaan dan kebahagiaan.
Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah usang dan tidak dbahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia dan alam, karena sebagaimana kita ketahui, pembahasan Tuhan hanya menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.


2.2 Pengertian Filsafat Pendidikan Islam

2.3 Fase-fase Filsafat di Dalam Islam

Fase-fase Filsafat di dalam Islam Henry corban dalam karya monumentalnya membagi filsafat didalam islam menjadi tiga fase, yaitu;
a) sejak awal datangnya Islam sampai meninggalnya Ibnu Rusyd (1198 M). pada fase ini di bedakan menjadi dua, antara masa sebelum penerjamahan yang mana umat muslim masih bercorak murni, yang masih dalam lingkup local dalam pemikiran dan belum banyak ide-ide yang segar untuk pencerahan islam pada waktu itu. Kemudian fase setelah kegiatan transliterasi yang di pelopori oleh Al-Kindi, pada fase inilah islam mengalami lompatan-lompatan peradaban dan ilmu pengetahuan dimana puncak kejayannya pada masa kholifah Harun al-Rosyd. Hal tersebut bertahan hingga tahun 1198 M di daulah Umayyah Jadid Cordoba.

Setelah itu Islam kaah perang dengan pasukan-pasukan salib yang dipimpin oleh Raja Ferdinand dan Ratu Elizabert, lalu terjadi asimilasi dan transliterasi literature-literatur Islam ke bahasa latin di Shoqliyah (Sisilia) dan Thalithalah (Toledo). Akhirnya pusat peradaban secara otomatis berpindah ke barat pada waktu itu juga sampai sekarang.
b) Kebangkitan para theosof-theosof di negeri Iran. Lalu muncul aliran-aliran theosof yang terpengaruh dari metafisika filsafat yunani. Hal ini terbukti dengan munculnya tokoh seperti Ibn Arabi dengan Illuminasinya, al-Hallaj akan konsep al-Ittihatnya dan sampai masa stgnansi islam yang berlangsung kurang lebih selama 2 abad.
c) Fase ketiga, merupakan masa kebangkitan islam untuk melawan imperalisme dan kolonialisme barat. Sebab pada masa ini seluruh bangsa islam merupaka tanah jajahan. Kebangkitan islam pertama di koarkan oleh Jamal al-Din al-Afghani (1849-1905M), Muhammad abduh (1849-1905 M) dan lain-lain.
Penting bagi penulis untuk memaparkan salah satu pemikiran filsuf tiap fase-fase diatas guna memperjelas subtansi dari filsafat di dalam islam.
Adapun fase awal, Ibnu Rusyd yang telah mengadakan pemaduan antara filsafat dan agama, bahkan melebihi filsuf-filsuf yang telah mendahuluinya. Berdasarkan ini, ia menyimpulkan bahwa antara filsafat dan agama merupakan saudara sesusuan yang bermuara pada satu muara yang bernama ‘kebenaran mutlak’.
Sedangkan pada masa ke-2, theosof yang masyhur pada waktu itu salah satunya Suhrawardi al-Maqtul yang mengembangkan konsep illuminasinya. Dengan mengelaborasikan teori filsafat plato dan emanasi yang dikembangkan oleh al-Farabi yang dijadikan sebagai dasar epistemologinya. Illuminasi, menurutnya merupakan suatu fase yang sangat menentukan perkembangan pemikiran islam sebagai produk logika yang dikembangkan oleh madzhab Ibnu sina, sementara di sisi lain ia mengembangkan filasafat plato.
Untuk fase terakhir, kebangkitan islam dipelopori oleh beberapa tokoh yang antara lain;
(1) Jamaluddin al-afghani, seorang sarjana politik asal Afghanistan. Sebagai penganjur koreksi pengetahuan agama islam yang bersifat tradisional,’kolot’, untuk disesuaikan dengan kondisi kekinian.
(2) Muhammad abduh (1849-1905 m), seorang murid dari al-afghani sekaligus mufti besar mesir yang amat terkenal dengan pemikirannya meremajakan pengetahuan islam klasik.
(3) Muhammad iqbal; seorang theosof, pujangga dan filsuf dari Pakistan.
Dalam pemikiran beliau, rekonstruksi pemikiran dalam islam adalah sebuah keniscayaan yaitu dengan pisau analisis antropologis-historisnya guna melakukan lompatan-lompatan pembaharuan dalam struktur tradisi pemikiran umat islam. Khususnya India atau Pakistan.











BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Filsafat Shalat

3.1.1.Hikmah dan Rahasia Waktu Shalat
a. Hikmah dan rahasia waktu shalat diwajibkan 5 kali dalam sehari semalam adalah;
1. untuk menumbuhkan perasaan tunduk dan takut kepada Allah
2. untuk meringankan dan menghapalkan shalat
3. untuk mengekalkan ingatan kepada Allah S.W.T

b. Rahasia penentuan waktu shalat wajib
Ditentukan shalat wajib pada waktu subuh, zhuhur, ashar, magrib dan isya’, mengandung rahasia-rahasia sebagai berikut :
1. Karena pada waktu-waktu itu bertebaran kekuatan rohani malaikat dan saat-saat mudah diterima doa.
2. Untuk meneladani rasul-rasul terdahulu
3. Untuk menyatakan kesyukuran kepada Allah pada waktu yang sepatutnya dipergunakan untuk bersyukur
3.1.2. Hikmah dan Rahasia Sholat

Hikmah dan rahasia yang terkandung dalam sholat antara lain;
1. Mengingat kepada Allah, menghidupkan rasa takut dan tunduk kepadanya, serta menumbuhkan dalam jiwa rasa kebesaran dan kekuasaannya
2. menyucikan roh dan menjauhkan dalam perbuatan jahat
3. mendidik dan melatih manusia menjadi orang yang tenang dalam menghadapi segala penderitaan dan menghilangkan sifat kikir
4. Menghapus dosa
5. Mendidik disiplin
6. Mendidik kebersihan
7. Menjaga kesehatan









3.2 Filsafat Zakat

3.2.1. Rahasia Dinamakan Zakat

Zakat menurut bahasa berati suci atau subur. Sedangkan Zakat menurut istilah ialah, mengeluarkan sebagian harta untuk diberikan kepada mereka yang berhak, menurut aturan yang ditentukan al-Qur’an dan sunnah Rasul.
Adapun harta yang dinafkahkan dinamakan zakat adalah karena:
a. Menyucikan diri dari dosa
b. Menyucikan diri dari kekikiran dan cinta harta yang berlebih-lebihan
c. Menyucikan budi pekerti masyarakat dari sifat dengki dan dendam
d. Menyuburkan atau memperbanyak pahala
e. Menyuburkan harta
f. Menyuburkan sifat-sifat kebaikan






3.2.2. Hikmah dan Rahasia Zakat

Hikmah dan rahasia zakat dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain;
a) Dari segi orang yang mengeluarkan zakat
Hikmah dan rahasia zakat yang berhubungan dengan orang yang mengeluarkan zakat ialah;
1. Menyucikan diri dari sifat kikir dan cinta harta yang berlebihan yang menjadi penghalang bagi keberuntungan dan membiasakan diri bersifat dermawan yang membawa keberuntungan
2. Menyuburkan sifat-sifat baik
3. Menyuburkan harta
4. Mendekatkan kepada Allah dan menimbulkan perasaan bahwa kebahagiaan itu terletak dalam kesediaan mengeluarkan harta di jalan Allah
5. Membuktikan kebenaran tauhid dan syahadatnya
6. Menjadi bukti syukur atas nikmat Tuhan
7. Menyedikitkan kecurangan yang akan membawa kesehatan
8. Membiasakan diri dengan sifat Allah, yaitu melimpahkan kebijakan dan rahmat kepada sesama manusia, bermurah hati, dan mempunyai perasaan perikemanusiaan
9. Memindahkan derajat orang yang menerima nikmat ke derajat yang lebih tinggi, yakni derajat membutuhkan sesuatu ke derajat tidak membutuhkan sesuatu kecuali ridha Allah
10. Memelihara Harta dari hilang prcuma
11. Membentengi diri dari kebinasaan dan menolak kemelaratan
12. Melatih diri berkorban di jalan Allah, karena mentaati perintahnya
13. Menanamkan rasa persamaan serta memikirkan nasib sesama manusia menyadari bahwa manusia itu adalah semata-mata hamba Allah
14. Menghapuskan dosa
15. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda
16. Memudahkan dikabulkannya doa dan menghilangkan kesulitan
17. Memudahkan masuk surga
18. Menghilang kesulitan pada hari kiamat
19. Mengekalkan pahala
20. Mendapat perlindungan Allah pada hari kiamat

b) Dari segi orang yang menerima zakat
Hikmah dan rahasia zakat ayng berhubungan dengan orang yang menerima zakat ialah;
1) Menghilangkan kesulitan hidup fakir miskin
2) Memelihara fakir miskin dari kehinaan
3) Menguatkan iman orang yang dibujuk hatinya dan mendorong yang lain untuk memeluk agam islam
4) Membantu orang-orang yang berhutang membayar hutangnya
5) Membantu orang-orang yang berjuang di jalan Allah
6) Memudahkan ibnu sabil dalam perjalanan

c) Dari segi orang yang mengeluarkan zakat dan yang menerima zakat
Hikmah dan rahasia zakat yang berhubungan dengan orang yang mengeluarkan zakat dan yang menerima zakat ialah;
1) Mendorong baik yang kaya maupun yang miskin untuk sama-sama menyempurnakan imannya
2) Mewujudkan persaudaraan dan kasih sayang antara kedua belah pihak









DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal, Prof.Dr,M.A. 2007. Filsafat Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tafsir, Ahmad, Prof.Dr. 2006. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat#Modern