Minggu, 01 Mei 2011

pengertian pendidikan

Daftar pustaka :
• landasan kependidikan,prof.dr.made pidarta,1997,PT RINEKA CIPTA,jakarta
• psikologi pendidikan, samuel soeitoe,1982,Lembaga penerbit fakultas ekonomi UI,jakarta
• Dasar2 kependidikan,Drs. H. Fuad ihsan,1997, PT RINEKA CIPTA, jakarta
• Pengantar umum pendidikan,Drs Suwarno,1992,PT RINEKA CIPTA, jakarta

Hal 1 & 2 : Pengertian pendidikan
Secara garis besar pengertian pendidikan dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu
1. Pendidikan
2. Teori umum pendidikan
3. ilmu pendidikan

pengertian yang pertama mengacu kepada pendidika pada umumnya yaitu :
pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat umum. Pendidikan seperti ini sudah ada semenjak manusia ada d muka bumi.



Hal 15 : Pendidikan ialah segala usaha yang dilakukan dengan sadar, dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku manusia kearah( yang baik ) yang diharapkan. Yang dimaksud dengan tingkah laku ialah respons atau aktifitas, segala sesuatu yang dilakukakn seseorang. Arah yang baik berarti : sesuatu proses yang membawa anak kepada pengertian dan pelaksanan nilai2 yang berlaku dalam masyarakat tempat dia hidup.


Hal 4&5 : Definisi pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain :
1. Driyarkara mengatakan bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia ketaraf insani itulah yang disebut mendidik. Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda (Ditjen Dikti,1983/1984:19)
2. Dictionary of education menyebutkan bahwa pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk2 tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengeruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yg datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan indifidu yang optimum (Ditjen Dikti,1983/1984:19)
3. Crow and crow menyebut pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi indifidu untuk kehidupan sosialnya dan membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi k generasi (Suprapto, 1975).
4. Ki Hadjar dewantara dalam kongres taman siswa yang pertama pada tahun 1930 menyebutkan : pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnnya budi pekerti ( kekuatan batin, karakter ),pikiran (intelek), dan tubuh anak ; dalam taman siswa tidak boleh dipisah2kan bagian2 itu agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup, kehidupan dan penghidupan anak2 yang kita didik selaras dengan duniannya.
5. Di dalam gbhn tahun 1973 disebutkan bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan keperibadian dan kemampuan d dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.


Hal 1-4 :
• Prof. Drs.S.Brodjonegoro pendidikan/mendidik adalah tuntunan kepada mausia yang belum dewasa untuk menyiapkan agar dapat memenuhi sendiri tugas hidupnya / dengan secara singkat : pendidikan adalah tuntunan kepada pertumbuhan manusia mulai lahir sampai tercapainya kedewasaan,dalam arti jasmaniah dan rohaniah
• Drs.D.Marimba pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya keperibadian yang utama.
• M.J.Langeveld.Prof.Idrak Jassin M.A mendidik adalah memberi pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang anak (yang belum dewasa)dalam pertumbuhannya menuju k arah kedewasaan dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab susila atas segala tindakannya menurut pilihannya sendiri

filsafat dalam islam

FILSAFAT DALAM ISLAM



Disusun Oleh:
Lestari
Sara Ananda (5525101715)
Oktavinda R.U (5525101721)
Eva Kurniati ( 5525102763)
Siti Aniri

FAKULTAS TEKNIK
S1 PENDIDIKAN TATA BUSANA
REGULER 2010
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Filsafat Dalam Islam”. Terwujudnya makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
• Allah S.W.T.
• Ibu Sumiah Nasution, selaku Dosen Agama Islam
Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat imbalan di sisi Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin
Jakarta, 28 Februari 2011


Penulis
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Filsafat Islam

Filsafat, terutama Filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada [agama] lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato.
Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “Komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Buku karangan plato yg terkenal adalah berjudul "etika, republik, apologi, phaedo, dan krito".

2.2 Pengertian Filsafat Islam

Filsafat islam meneliti problematika Yang - Satu dan Yang - Banyak, menyelesaikan korelasi antara Allah dengan para makhluk-Nya, sebagai problematika yang menyulut perdebatan panjang di kalangan para mutakallimin. Filsafat islam berupaya memadukan antara wahyu dengan akal, antara kaidah dengan hikmah, antara agama dengan filsafat dan berupaya menjelaskan kepada manusia bahwa (i) wahyu tidak bertentangan dengan akal (ii) akidah jika diterangi dengan sinar filsafat akan menetap di dalam jiwa dan akan kokoh di hadapan lawan (iii) agama jika bersaudara dengan filsafat akan menjadi filosofis sebagaimana filsafat menjadi religius. Karena filsafat islam dilahirkan oleh lingkungan dimana ia hidup dan tidak terlepas dari kondisi yang melingkupi, maka filsafat islam sebagaimana yang nampak adalah filsafat religious – spiritual.
Walaupun dengan watak religiusnya, tetapi filsafat islam tidak mengabaikan problematika-problematika besar filsafat. Oleh karenanya, filsafat islam memaparkan secara luas tentang teori ada (ontologi), menunjukkan pandangannya tentang waktu, ruang, materi dan kehidupan. Filsafat islam membahas secara luas tentang epistemologi, maka ia membedakan antara jiwa dan akal, al-fitri dan al-muktasab (yang bersifat fitri dan bisa di cari), benar dan salah serta dapat membedakan antara dugaan dan kepastian. Filsafat islam berbicara secara detail tentang teori keutamaan dan kebahagiaan.
Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah usang dan tidak dbahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia dan alam, karena sebagaimana kita ketahui, pembahasan Tuhan hanya menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.


2.2 Pengertian Filsafat Pendidikan Islam

2.3 Fase-fase Filsafat di Dalam Islam

Fase-fase Filsafat di dalam Islam Henry corban dalam karya monumentalnya membagi filsafat didalam islam menjadi tiga fase, yaitu;
a) sejak awal datangnya Islam sampai meninggalnya Ibnu Rusyd (1198 M). pada fase ini di bedakan menjadi dua, antara masa sebelum penerjamahan yang mana umat muslim masih bercorak murni, yang masih dalam lingkup local dalam pemikiran dan belum banyak ide-ide yang segar untuk pencerahan islam pada waktu itu. Kemudian fase setelah kegiatan transliterasi yang di pelopori oleh Al-Kindi, pada fase inilah islam mengalami lompatan-lompatan peradaban dan ilmu pengetahuan dimana puncak kejayannya pada masa kholifah Harun al-Rosyd. Hal tersebut bertahan hingga tahun 1198 M di daulah Umayyah Jadid Cordoba.

Setelah itu Islam kaah perang dengan pasukan-pasukan salib yang dipimpin oleh Raja Ferdinand dan Ratu Elizabert, lalu terjadi asimilasi dan transliterasi literature-literatur Islam ke bahasa latin di Shoqliyah (Sisilia) dan Thalithalah (Toledo). Akhirnya pusat peradaban secara otomatis berpindah ke barat pada waktu itu juga sampai sekarang.
b) Kebangkitan para theosof-theosof di negeri Iran. Lalu muncul aliran-aliran theosof yang terpengaruh dari metafisika filsafat yunani. Hal ini terbukti dengan munculnya tokoh seperti Ibn Arabi dengan Illuminasinya, al-Hallaj akan konsep al-Ittihatnya dan sampai masa stgnansi islam yang berlangsung kurang lebih selama 2 abad.
c) Fase ketiga, merupakan masa kebangkitan islam untuk melawan imperalisme dan kolonialisme barat. Sebab pada masa ini seluruh bangsa islam merupaka tanah jajahan. Kebangkitan islam pertama di koarkan oleh Jamal al-Din al-Afghani (1849-1905M), Muhammad abduh (1849-1905 M) dan lain-lain.
Penting bagi penulis untuk memaparkan salah satu pemikiran filsuf tiap fase-fase diatas guna memperjelas subtansi dari filsafat di dalam islam.
Adapun fase awal, Ibnu Rusyd yang telah mengadakan pemaduan antara filsafat dan agama, bahkan melebihi filsuf-filsuf yang telah mendahuluinya. Berdasarkan ini, ia menyimpulkan bahwa antara filsafat dan agama merupakan saudara sesusuan yang bermuara pada satu muara yang bernama ‘kebenaran mutlak’.
Sedangkan pada masa ke-2, theosof yang masyhur pada waktu itu salah satunya Suhrawardi al-Maqtul yang mengembangkan konsep illuminasinya. Dengan mengelaborasikan teori filsafat plato dan emanasi yang dikembangkan oleh al-Farabi yang dijadikan sebagai dasar epistemologinya. Illuminasi, menurutnya merupakan suatu fase yang sangat menentukan perkembangan pemikiran islam sebagai produk logika yang dikembangkan oleh madzhab Ibnu sina, sementara di sisi lain ia mengembangkan filasafat plato.
Untuk fase terakhir, kebangkitan islam dipelopori oleh beberapa tokoh yang antara lain;
(1) Jamaluddin al-afghani, seorang sarjana politik asal Afghanistan. Sebagai penganjur koreksi pengetahuan agama islam yang bersifat tradisional,’kolot’, untuk disesuaikan dengan kondisi kekinian.
(2) Muhammad abduh (1849-1905 m), seorang murid dari al-afghani sekaligus mufti besar mesir yang amat terkenal dengan pemikirannya meremajakan pengetahuan islam klasik.
(3) Muhammad iqbal; seorang theosof, pujangga dan filsuf dari Pakistan.
Dalam pemikiran beliau, rekonstruksi pemikiran dalam islam adalah sebuah keniscayaan yaitu dengan pisau analisis antropologis-historisnya guna melakukan lompatan-lompatan pembaharuan dalam struktur tradisi pemikiran umat islam. Khususnya India atau Pakistan.











BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Filsafat Shalat

3.1.1.Hikmah dan Rahasia Waktu Shalat
a. Hikmah dan rahasia waktu shalat diwajibkan 5 kali dalam sehari semalam adalah;
1. untuk menumbuhkan perasaan tunduk dan takut kepada Allah
2. untuk meringankan dan menghapalkan shalat
3. untuk mengekalkan ingatan kepada Allah S.W.T

b. Rahasia penentuan waktu shalat wajib
Ditentukan shalat wajib pada waktu subuh, zhuhur, ashar, magrib dan isya’, mengandung rahasia-rahasia sebagai berikut :
1. Karena pada waktu-waktu itu bertebaran kekuatan rohani malaikat dan saat-saat mudah diterima doa.
2. Untuk meneladani rasul-rasul terdahulu
3. Untuk menyatakan kesyukuran kepada Allah pada waktu yang sepatutnya dipergunakan untuk bersyukur
3.1.2. Hikmah dan Rahasia Sholat

Hikmah dan rahasia yang terkandung dalam sholat antara lain;
1. Mengingat kepada Allah, menghidupkan rasa takut dan tunduk kepadanya, serta menumbuhkan dalam jiwa rasa kebesaran dan kekuasaannya
2. menyucikan roh dan menjauhkan dalam perbuatan jahat
3. mendidik dan melatih manusia menjadi orang yang tenang dalam menghadapi segala penderitaan dan menghilangkan sifat kikir
4. Menghapus dosa
5. Mendidik disiplin
6. Mendidik kebersihan
7. Menjaga kesehatan









3.2 Filsafat Zakat

3.2.1. Rahasia Dinamakan Zakat

Zakat menurut bahasa berati suci atau subur. Sedangkan Zakat menurut istilah ialah, mengeluarkan sebagian harta untuk diberikan kepada mereka yang berhak, menurut aturan yang ditentukan al-Qur’an dan sunnah Rasul.
Adapun harta yang dinafkahkan dinamakan zakat adalah karena:
a. Menyucikan diri dari dosa
b. Menyucikan diri dari kekikiran dan cinta harta yang berlebih-lebihan
c. Menyucikan budi pekerti masyarakat dari sifat dengki dan dendam
d. Menyuburkan atau memperbanyak pahala
e. Menyuburkan harta
f. Menyuburkan sifat-sifat kebaikan






3.2.2. Hikmah dan Rahasia Zakat

Hikmah dan rahasia zakat dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain;
a) Dari segi orang yang mengeluarkan zakat
Hikmah dan rahasia zakat yang berhubungan dengan orang yang mengeluarkan zakat ialah;
1. Menyucikan diri dari sifat kikir dan cinta harta yang berlebihan yang menjadi penghalang bagi keberuntungan dan membiasakan diri bersifat dermawan yang membawa keberuntungan
2. Menyuburkan sifat-sifat baik
3. Menyuburkan harta
4. Mendekatkan kepada Allah dan menimbulkan perasaan bahwa kebahagiaan itu terletak dalam kesediaan mengeluarkan harta di jalan Allah
5. Membuktikan kebenaran tauhid dan syahadatnya
6. Menjadi bukti syukur atas nikmat Tuhan
7. Menyedikitkan kecurangan yang akan membawa kesehatan
8. Membiasakan diri dengan sifat Allah, yaitu melimpahkan kebijakan dan rahmat kepada sesama manusia, bermurah hati, dan mempunyai perasaan perikemanusiaan
9. Memindahkan derajat orang yang menerima nikmat ke derajat yang lebih tinggi, yakni derajat membutuhkan sesuatu ke derajat tidak membutuhkan sesuatu kecuali ridha Allah
10. Memelihara Harta dari hilang prcuma
11. Membentengi diri dari kebinasaan dan menolak kemelaratan
12. Melatih diri berkorban di jalan Allah, karena mentaati perintahnya
13. Menanamkan rasa persamaan serta memikirkan nasib sesama manusia menyadari bahwa manusia itu adalah semata-mata hamba Allah
14. Menghapuskan dosa
15. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda
16. Memudahkan dikabulkannya doa dan menghilangkan kesulitan
17. Memudahkan masuk surga
18. Menghilang kesulitan pada hari kiamat
19. Mengekalkan pahala
20. Mendapat perlindungan Allah pada hari kiamat

b) Dari segi orang yang menerima zakat
Hikmah dan rahasia zakat ayng berhubungan dengan orang yang menerima zakat ialah;
1) Menghilangkan kesulitan hidup fakir miskin
2) Memelihara fakir miskin dari kehinaan
3) Menguatkan iman orang yang dibujuk hatinya dan mendorong yang lain untuk memeluk agam islam
4) Membantu orang-orang yang berhutang membayar hutangnya
5) Membantu orang-orang yang berjuang di jalan Allah
6) Memudahkan ibnu sabil dalam perjalanan

c) Dari segi orang yang mengeluarkan zakat dan yang menerima zakat
Hikmah dan rahasia zakat yang berhubungan dengan orang yang mengeluarkan zakat dan yang menerima zakat ialah;
1) Mendorong baik yang kaya maupun yang miskin untuk sama-sama menyempurnakan imannya
2) Mewujudkan persaudaraan dan kasih sayang antara kedua belah pihak









DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal, Prof.Dr,M.A. 2007. Filsafat Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Tafsir, Ahmad, Prof.Dr. 2006. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat#Modern

Senin, 11 April 2011

PENGGOLONGAN SENI

Penggolongan seni
Benda yang diwujudkan manusia untuk menyatakan nilai-nilai seni cukup baik dan beragam. Ada yang membuat kursi begitu rupa agar tampak indah dan menarik. Ada yang menganyam tikar dengan desain tertentu. Ada music pengantar tidur, ada pula yang harus didengarkan dengan penuh konsentrasi perasaan dan pendengaran. Ada yang membuat lukisan cat minyak, cat air, cetak saring. Ada yang menulis cerita detektif, dan pula yang menulis cerita tentang orang idiot.
Dalam sejarah estetika Eropa telah lama dikenal pembedaan tentang apa yang disebut seni. Sejak zaman Yunani dan Romawi, orang telah membedakan seni kasar dan seni halus (liberal arts). Seni kasar atau vulgar arts adalah karya seni kaum buruh, tukang, dan budak, sedangkan seni halus milik warga Negara yang merdeka.
Dalam perkembangannya kemudian, pembedaan semacam itu terus berlaku di Eropa sampai abad ke-18. Ada seni halus yang terdiri atas seni lukis, seni pahat, seni music, seni puisi dan balad. Adapula seni pakai yang terdiri atas arsitektur, seni mebel, seni tembikar, seni emas dan perak serta seni permadani. Yang pertama disebut sebagai “seni besar” (major art) dan yang kedua “seni kecil” (minor art). Seni kasar, seni pakai dan seni minor, itu semua menunjukkan bahwa benda seni semacam itu lebih rendah nilainya daripada seni halus, seni besar, seni kaum yang merdeka.
Di Indonesia terbawa sedikit terpengaruh, pembatik, dalang, pendesain kain, tukang mebel dan lenong dianggap bukan seniman. Seniman termasuk golongan seni halus, seni besar dan liberal arts, selain itu disebut sebagai tukang, yaitu vulgar arts, seni pakai dan seni minor.
Penggolongan ini awalnya dilakukan oleh lapisan social yang sedang berkuasa, yaitu warga negara polis (kota) yang merdeka, yang bisa menentukan mana yang bisa disebut seni dan buka seni. Pada abad ke-18 di Eropa, kaum borjuislah yang menguasai kehidupan masyarakat, maka merekalah merekalah yang menentukan patokan mana yang disebut seni dan bukan seni.
Di Indonesia hal ini terjadi pada zaman feodal, maka yang disebut seni adalah yang dihargai oleh kaum feodal. Nilai seni ditentukan oleh ideology social yang tengah berkuasa atau berpengaruh. KJrya di luar lingkup ideologi mereka tidak dapat begitu saja disebut karya seni.
Tetapi, pada abad ke-20 di dunia barat terjadi perubahan social budaya besar, yakni semakin kuatnya ideology demokrasi modern dihampir semua bangsa. Ideologi borjuis dan feodal dirobohkan. Orang mulai menilai karya seni atau benda seni dengan pandangan lain. Kebebasan individu dan persamaan individu melepaskan sekat penggolonga social. Benda seni pun dilihat secara objektif. Pendekatan terhadap penggolongan seni bukan lagi berdasarkan ideology berdasarkan golongan, tetapi lebih menitikberatkan segi objektif benda seni itu sendiri. Penilaiannya lebih demokratis, lebih objektif.
Penggolongan lebih didekati dari material seni dan cara seni diindera. Maka, ada pembagian seni visual (seni lihatan), seni audio (seni dengaran) dan seni audio-visual (seni degaran dan lihatan). Golongan pertama terdiri atas seni rupa (tanpa gerak) dan seni lihatan bergerak (film), yang 2 dimensi (mantra). Seni visual 3 dimensi terdiri atas seni pahat dan seni ukir (tanpa gerak), seni tari dan pantomim (bergerak). Golongan dua mantra terdiri atas seni nada yang tunggal dan majemuk, serta seni kata yang berirama (puisi) dan tanpa irama (prosa). Golongan tiga mantra terdiri atas seni tari, seni opera, dan seni drama.
Ada pula yang mengolongkannya menjadi seni statis dan seni dinamis. Seni statis menetap dan tak berubah sejak dilahirkan, contohnya patung yang dipahat sejak zaman Raja Balitung tahun 900 sampai sekarang bentuknya tidak berubah. Seni yang materialnya berupa benda fisik termasuk ke golongan seni statis, misalnya seni lukis, seni patung, seni ukir, seni sastra (tertulis). Sebaliknya, golongan seni dinamis terikat oleh ruang dan waktu penciptaan. Benda seni dinamis berakhir bersama waktu.
Penggolongan seni berdasarkan material ii juga membedakan antara material seni yang mengikat kreativitas seniman dan yang lebih membebaskan seniman. Seni arsitektur amat terikat dan dibatasi oleh material seni bangunannya dan juga oleh fungsi bangunan itu. Begitu pula seni patung dan seni lukis, kedua seni ini sedikit banyak membatasi senimannya karena material yang digunakan. Yang lebih bebas adalah seni drama dan tari. Materialnya adalah tubah si dramawan dan penari itu sendiri. Seni yang lebih merdeka adalah seni puis yang bermaterial nada dan kata serta seni music yang materialnya suara atau bunyi.
Makin ‘memateri’ material seninya, makin berak tantangan ikatannya. Makin ‘abstrak’ materialnya, makin bebas mewujudkan benda seninya. Maka, orang sering berkata bahwa seni yang paling murni adalah seni music. Itulah keindahan abstrak dan amat otonom. Karena keterikatan material pada seni, maka visi dan konsep seni masing-masing golongan dapat berbeda batasannya. Seorang seniman music akan memberi pengertian yang agak lain dengan seorang arsitek tentang apa itu seni. Bahkan dalam bidang sastra seorang penulis novel akan melihat ‘sastra’ secara berbeda dengan seorang penyair. Dasar pengrtiannya boleh jadi stu untuk konsep seni ini, tetapi karena tiap seni ditentuakn oleh material seni maka wujud penyataannya dapat berbeda-beda. Hakikat seni yang dimiliki seniman arsitektur akan diwujudkan dalam keterbatasan dan kelebihan material seninya, begitu pula hakikat seni yang dimiliki oleh seorang seniman music harus dibedakan dalam material seninya tak terbatas (bunyi).hakikat seni itu menjelma dalam tiap penggolongan seni, yaitu lewat materialny, wujudnya.
Meskipun penggolongan objektif semacam itu ada dan mungkin, tetap saja pengertian seni atau bukan seni kembali pada kelompok social maka, ideology masing-masing golomngan social dalam satu bangsa akan melahirkan pula konsep seninya masing-masing.













BENDA SENI
Seni memang bukan benda, melainkan nilai yang dilihat oleh penikmat seni, yaitu nilai yang dikandung oleh nilai benda tersebut.seni tidak akan muncul dari benda seni kalau benda tersebut tidak mengandung dan menawarkan nilai seni.
Nilai itu sifatnya abstrak, hanya ada dalam jiwa perorangan yang dipelajari dan diperoleh manusia dari lingkungan hidupnya melalui pendidikan, baik formal maupun nonformal.karena nilai iut sifatnya abstrak maka pengenalan nilai hanya dapat diperoleh melalui perwujudannya. Artinya, nilai itu hanya dapat dipahami melalui wujud, yakni benda atau perbuatan.
Nilai keindahan dan nilai suatu seni kelompok social hanya dapat dikenali lewat perwujudannya dalam bentuk, dalam gejala fisik, yakni’ benda seni’. Benda seni adalah titik pertemuan antara seniman dan publiknya. Benda seni adalah sesuatu yang mewujud, dan dengan demikian dapat dilihat atau didengar atau dilihat dan didengar sekaligus oleh penikmat seni.
Benda seni harus indrawi, yaitu hanya dapat menampung kerja indra penglihat(visual) serta pendengar (audio) tetapi tidak indera pembau, peraba, dan perasa. Kegunaan benda seni justru dalam mengawetkan perwujudan bentuk nilai yang dapat dinikmati oleh publik seni.
Sebenarnya, yang terpenting bukanlah benda seni, melainkan ide dibalik benda tersebut. Gagasan atau ide seni harus diwujudkan. Caranya tergantung pada bahan atau bahan fisik yang dipakai. Contohnya seni sastra memakai bahan bahasa, seni lukis mempergunakan bahan cat dan kanvas, seni patung menggunakan bahan logam kayu atau batu, seni music menggunakan bahan bunyi, seni tari berbahan gerak tubuh manusia dan seni teater menggunakan tingkah laku manusia.
Virgil C. Aldrich menyusun bagan bagaimana benda seni dapat terwujud dari tangan seniman, urutannya adalah sebagai berikut :
1. Produksi bahan seni yang dapat dikerjakan oleh tukang, contohnya pembuatan bahan cat
2. Pemanfaatan bahan seni oleh seniman
3. Penguraian medium seni yang diolah dari bahan seni yang dipakai
4. Perwujudan bentuk seni dengan berbagai aspek medium seni yanga ditemukan
5. Terciptanya bentuk seni berdasarkan kelebihan dan keterbatasan bahan seni
6. Isi seni yang berupa gagasan seniman terkandung dalam bentuk seni
7. Seluruh kegiatan mengungkapkan gagasan seni tadi adalah hasil tanggapan seniman terhadap objek

Karena seniman harus menghasilkan benda yang mewujudkan nilai seni yang dimilikinya, maka segi pengetahuan dan ketrampilan yang menyangkut bahan seninya perlu pula dimilikinya. Teori dan praktek dengan bahan seni perlu dikuasai, sehingga keduanya dapat bersaing secara sehat.
Pada dasarnya bukan ketrampilan teknis yang menentukan kesenimanan orang, namun bagaimanapun hebat gagasan seni seseorang tak akan lahir benda seni kalau tidak menguasai teknik seni. Begitu pula orang yang lihai dalam teknik seni tetapi tidak memiliki gagasan seni yang asli tak akan lahir benda seni, yang ada hanya benda hasil keterampilan seninya.

prinsip desain









ANALISIS PRINSIP DESAIN BIDANG BUSANA









Analisis : Busana
Dengan Harmoni : Perulangan bentuk garis pas dada Perulangan warna merah pada garis leher dan bagian bawah busana.
Sumber : http://www.busana.com/permalink.php?story_fbid


















ANALISIS PRINSIP DESAIN BIDANG BUSANA








Analisis : Busana
Dengan Pusat Perhatian : Ikat pinggang hitam dengan pita hitam yang berada di kiri lingkar pinggang pada busana
Sumber : http://www.busana.com/permalink.php?story_fbid
















ANALISIS PRINSIP DESAIN BIDANG BUSANA








Analisis : Busana
Dengan Proporsi : perbandingan blus atasan dengan rok yakni 1:2
Sumber : http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid













ANALISIS PRINSIP DESAIN BIDANG BUSANA









Analisis : Busana
Dengan Pusat Perhatian : Pita besar Merah yang berada di tengah garis leher pada busana.
Sumber : http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid












ANALISIS PRINSIP DESAIN BIDANG BUSANA









Analisis : Busana
Dengan Proporsi : perbandingan blus atasan dengan rok yakni 1:1
Sumber : http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid















ANALISIS PRINSIP DESAIN BIDANG BUSANA













Analisis : Busana
Dengan Pusat Perhatian : Pita besar Hitam yang berada di sisi kiri garis lingkar pinggang pada busana.













ANALISIS PRINSIP DESAIN BIDANG GRAHA










Analisis : Graha
Dengan Irama : Perulangan bentuk motif pada bed cover.
Sumber : http://www.bed cover.com/

















ANALISIS PRINSIP DESAIN BIDANG BUSANA








Analisis : Busana
Dengan Keseimbangan : semi a-simetris



















ANALISIS PRINSIP DESAIN BIDANG BUSANA







Analisis : Busana
Dengan Peralihan : Peralihan warna pada gaun yakni dari gelap menuju terang pada bagian bawah.
Sumber : http://www.google.co.id/images?um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla













ANALISIS PRINSIP DESAIN BIDANG BOGA









Analisis : Boga
Dengan Perulangan : Perulangan garis putih pada bagian atas donat










ANALISIS PRINSIP DESAIN BIDANG RIAS











Analisis : rias
Dengan Perulangan     : Perulangan bentuk hiasan nail art pada kuku, serta perulangan warna.








ANALISIS PRINSIP DESAIN BIDANG BUSANA










Analisis : busana
Dengan Keseimbangan : Keseimbangan simetris  pada hiasan busana dengan aksen potong simetris tengah.
Sumber : http://www.google.co.id/imglanding?q=busana+simetris&um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla











ANALISIS PRINSIP DESAIN BIDANG BUSANA











Analisis : busana
Dengan Kontras : Kontras pada bentuk garis dan kotak-kotak
pada busana.
Sumber : http://www.google.co.id/imglanding?q=busana+simetris&um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla








ANALISIS PRINSIP DESAIN BIDANG BUSANA









Analisis : busana
Dengan Irama : Irama pada rok bagian bawah gaun.
Sumber : http://www.google.co.id/images?um=1&hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla





analisis kombinasi warna



ANALISIS KOMBINASI WARNA BIDANG RIAS





ANALISIS PADA : WAJAH
KOMBINASI WARNA : ANALOGUS
WARNA : BIRU UNGU, UNGU
TEORI : PRANG




ANALISIS KOMBINASI WARNA BIDANG GRAHA






ANALISIS PADA : BUNGA
KOMBINASI WARNA : HARMONI KONTRAS SEGI EMPAST
WARNA : KUNING, HIJAU, BIRU, MERAH
TEORI : DENMAN ROSS






ANALISIS KOMBINASI WARNA BIDANG GRAHA






ANALISIS PADA : KAMAR TIDUR
KOMBINASI WARNA : HARMONI PERSESUAIAN (MONOCHROMATIC)
WARNA : UNGU, UNGU MUDA
TEORI : -





ANALISIS KOMBINASI WARNA BIDANG GRAHA







ANALISIS PADA : TEMPAT TIDUR
KOMBINASI WARNA : HARMONI PERSESUAIAN (MONOCHROMATIC)
WARNA : MERAH, MERAH TUA
TEORI : -





ANALISIS KOMBINASI WARNA BIDANG BUSANA





ANALISIS PADA : BUSANA
KOMBINASI WARNA : HARMONI PERSESUAIAN (MONOCHROMATIC)
WARNA : MERAH, MERAH MUDA
TEORI : -




ANALISIS KOMBINASI WARNA BIDANG BUSANA



ANALISIS PADA : BUSANA
KOMBINASI WARNA : HARMONI PERSESUAIAN
(MONOCHROMATIC DAN ANALOGUS)
WARNA : UNGU MUDA, UNGU, MERAH UNGU
TEORI : PRANG




ANALISIS KOMBINASI WARNA BIDANG BUSANA




ANALISIS PADA : BUSANA
KOMBINASI WARNA : HARMONI PERSESUAIAN (MONOCHROMATIC)
WARNA : UNGU MUDA, UNGU, UNGU TUA
TEORI : -






ANALISIS KOMBINASI WARNA BIDANG BUSANA




ANALISIS PADA : BUSANA
KOMBINASI WARNA : HARMONI PERSESUAIAN
(MONOCHROMATIC DAN ANALOGUS)
                               WARNA : UNGU, UNGU MUDA, MERAH UNGU
TEORI : PRANG




ANALISIS KOMBINASI WARNA BIDANG BUSANA




ANALISIS PADA : BUSANA
KOMBINASI WARNA : HARMONI PERSESUAIAN
(MONOCHROMATIC)
                                     WARNA : BIRU, BIRU TUA, BIRU MUDA
TEORI : -




ANALISIS KOMBINASI WARNA BIDANG BUSANA




ANALISIS PADA : BUSANA
KOMBINASI WARNA : HARMONI PERSESUAIAN (ANALOGUS)
WARNA : HIJAU, KUNING HIJAU
TEORI : PRANG